PARADIGMA PENELITIAN, PENDEKATAN PENELITIAN, METODE PENELITIAN DAN KEBENARAN ILMIAH
NIM: 2021530031
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan Islam (MPI)/
Unit 4
JAWABAN
TUGAS:
Sebelum menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh Dosen Pembimbing khususnya tentang Paradigma Penelitian maka
saya akan menguraikan materi-materi yang berkaitan dengan tugas terlebih
dahulu, yaitu:
I. A. PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma
atau perspektif dapat diartikan dengan jendela untuk mengamati dunia luar.
Menurut Thomas Kuhn paradigma adalah “Way of looking at Thing” atau seperangkat
keyakinan mendasar yang memandu tindakan penelitian. Paradigma dalam mencari
ilmu pengetahuan adalah suatu keyakinan dasar yang digunakan untuk mencari kebenaran
realitas yang dapat menjadi ilmu atau disiplin ilmu tertentu. Adapun ragam
Paradigma dibagi atas:
1.
Paradigma
Positivistik, bersumber dari tokoh filsafat Perancis Aguste Comte, dimana
periset memandang objek penelitiannya dari luar tanpa ikut campur tangan dan
penjagaan jarak antara subjek peneliti dan objek yang ditelitinya. Pandangan paradigma ini didasarkan pada hukum-hukum dan prosedur-prosedur yang baku; ilmu dianggap bersifat deduktif, berjalan dari hal yang umum dan bersifat abstrak menuju yang konkit dan bersifat sepesifik; ilmu dianggap nomotetik, yaitu didasarkan pada hukum-hukum
yang kausal yang universal dan melibatkan sejum lah variable. Paradigma
Positivistik melahirkan pendekatan kuantitatif.
2.
Paradigma konstruktivisme merupakan paradigma yang menganggap bahwa
kebenaran suatu realitas sosial dapat dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, pola-pola
yang terjadi, fenomena dan sudut pandang objek menjadi pertimbangan utama dan
kebenaran suatu realitas sosial itu bersifat
relatif. Paradigma konstruktivisme menelurkan
pendekatan kualitatif.
3.
Paradigma kritis,
dimana menggugat kemapanan sehingga tercipta tatanan masyarakat baru,
kesejahteraan dan keadilan.
B. PENDEKATAN PENELITIAN
1. Pendekatan
Kuantitatif, Pendekatan kuantitatif merupakan
pendekatan penelitian yang mendasarkan diri pada paradigma
postpositivist dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Beberapa
ciri khas pendekatan kuantitatif adalah:
bersandar pada pengumpulan dan analisis
data kuantitatif (numerik), menggunakan strategi survei dan eksperimen, mengadakan pengukuran dan observasi, melaksanakan pengujian teori dengan uji statistik.
2. Pendekatan Kualitatif, Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang berlandaskan fenomenologi dan paradigma konstruktivisme dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Moleong (2004:10:13) menjabarkan sebelas
karakteristik pendekatan kualitatif yaitu: menggunakan latar alamiah, menggunakan manusia sebagai instrumen
utama, menggunakan metode kualitatif (pengamatan, wawancara, atau studi dokumen) untuk menjaring data,
menganalisis data secara induktif, menyusun teori dari bawah ke atas (grounded theory),
menganalisis data secara
deskriptif, lebih mementingkan proses daripada hasil, membatasi masalah penelitian berdasarkan fokus, menggunakan kriteria tersendiri (seperti trian
gulasi, pengecekan sejawat,
uraian rinci, dan sebagainya) untuk memvalidasi data, menggunakan desain sementara (yang dapat disesuaikan dengan kenyataan di lapangan),
dan hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama oleh manusia yang dijadikan sebagai sumber data.
3. Pendekatan Methode Gabungan (Mixed Methode
Research), Penelitian
gabungan, atau lebih dikenal
dengan istilah multi medtodologi dalam operations
research, merupakan
pendekatan penelitian yang memadukan
penjaringan dan analisis
data kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan ini cenderung didasarkan pada paradigma
pragmatik (seperti orientasi konsekuensi, orientasi masalah, dan pluralistik). Sebagai
contoh, seorang peneliti melakukan eksperimen (kuantitatif) dan setelah
itu melakukan wawancara terhadap
partisipan mengenai pandangan mereka terhadap
eksperimen tersbut dan mencari
tahu apakah mereka setuju dengan hasilnya.
Pemetaan Tiga Pendekatan dalam Penelitian
Setelah saya membaca dan menelaah artikel jurnal berjudul “Literasi Kimia Mahsiswa PGSD dan Guru IPA
Sekolah Dasar”, yang ditugaskan dalam mata kuliah Filsafat
Ilmu maka saya menyimpulkan bahwa
jurnal penelitian memiliki:
1. Paradigma “Positivistik”, dimana peneliti mengumpulkan
informasi mengenai suby ek penelitian dan perilaku subyek penelitian pada suatu periode terentu”. Dalam hal ini informasi yang dikumpulkan adalah mengenai literasi
kimia guru SD serta mahasiswa PGSD pada tema air. Subyek dalam penelitian ini adalah guru SD dan mahasiswa PGSD yang berjumlah 61 orang, di mana 20 orang berasal dari guru SD, serta 41 orang berasal dari mahasiswa
PGSD. Periset
memandang objek penelitiannya dari luar tanpa ikut campur tangan dan penjagaan
jarak antara subjek peneliti dan objek yang ditelitinya.
2. Pendekatan
kuantitatif, dimana
Instrumen sudah ditentukan sebelumnya dan disusun berupa pertanyaan-pertanyaan
yang disusun secara kronologis dan sistematis.
Data yang diperoleh berupa data perpormance, data sikap dan data sensus
yang diolah dengan analisis statistik walaupun secara sederhana. Instrumen yang digunakan dalam peneliti an ini terdiri dari tiga jenis, yaitu
soal tes literasi kimia, wawancara,
serta angket. Soal tes literasi kimia
yang digunakan berjumlah 40 soal berben- tuk pilihan
berganda yang dilengkapi dengan alasan atau
keterangan lainnya untuk memperkuat jawaban yang diselesaikan selama 120 menit. Wawancara dilakukan
terhadap mahasiswa PGSD serta guru IPA SD. Angket atau kuesioner
yang digunakan merupakan kuesioner langsung,
dimana responden mejawab langsung kuesioner
tersebut, dan dikumpulkan langsung setelah diisi oleh responden. Kuesioner ini antara
lain digunakan untuk mengetahui latar belakang mahasiswa, motivasi mahasiswa dalam mengiku- ti perkuliahan konsep dasar kimia, minat
maha- siswa, kebutuhan mahasiswa,
kesesuaian antara materi yang diberikan.
Teknik pengolahan data yang digunakan disesuaikan dengan data yang diperoleh,
yang meliputi beberapa tahapan. Pengubahan skor yang diperoleh menjadi ni lai, dengan menggunakan persamaan:
Nilai = |
Skor yang diperoleh |
x 100 |
Skor maksimum |
Maka diperoleh hasil pengolahan data
sebagai berikut :
Tabel 1. Sebaran Nilai Literasi
Kimia Mahasiswa PGSD dan Guru SD pada Tema Air
No |
Subyek |
Jumlah |
Terendah |
Tertinggi |
Rata- Rata |
Simpan-
gan Baku |
Ketercapaian |
|
Tercapai |
Belum |
|||||||
1 |
Mahasiswa PGSD |
41 |
56,25 |
82,50 |
67,01 |
6,68 |
21 |
20 |
2 |
Guru SD |
20 |
55,00 |
76,25 |
63,94 |
5,61 |
6 |
14 |
Bahkan hasil pengolahan dikonversikan
kedalam diagram, sebagai berikut :
3. Metode Penelitian, yakni sensus atau survey seperti telah dijelaskan diatas.
4. Jenis Penelitian, yaitu deskriptif, dimana peneliti telah mengungkapkannya pada METODE
“Metode yang digunakan dalam peneliti- an ini adalah metode deskriptif. Mukhtar (2013: 10) mengemukakan bahwa “metode deskriptif merupakan metode penelitian yang
dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai suby- ek penelitian dan perilaku subyek penelitian pada suatu
periode terentu”. Dalam hal ini informasi yang
dikumpulkan adalah mengenai literasi kimia guru SD serta mahasiswa
PGSD pada tema air.
II. TEORI
Sebelum menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh Dosen Pembimbing khususnya tentang Teori Penelitian yang
digunakan maka saya akan menguraikan materi-materi yang berkaitan dengan tugas
terlebih dahulu, yaitu:
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan
proposisi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui
spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2010:52).
Kegunaan
Teori dalam penelitian adalah semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu
semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang
digunakan harus sudah jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk
memperjelas masalah yang akan diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan
hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh
karena itu landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah
jelas teori apa yang akan dipakai. Dalam kaitannya dengan kegiatan penelitian,
maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk memperjelas dan mempertajam
ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti.
Fungsi teori yang kedua adalah untuk merumuskan
hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena pada dasarnya hipotesis itu
merupakan pernyataan yang bersifat prediktif. Selanjutnya fungsi teori yang
ketiga digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian, sehingga selanjutnya
digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.
Teori dalam Penelitian kuantitatif
·
Variabel bebas atau independen.
·
Variabel terikat atau dependen.
·
Variabel intervening atau mediating.
·
Variabel moderating.
·
Variabel kontrol.
·
Variabel pengacau.
Dari Artikel ini, saya berkesimpulan
bahwa jurnal penelitian memiliki beberapa teori, sebagai berikut:
a. “Peranan guru yang sangat vital
menjadikan guru sebagai salah satu komponen terpenting dalam menentukan
keberhasilan pembelajaran tersebut”. (Sagala 2008: 6).
Poin a
merupakan teori karena digunakan sebagai
dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun
instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai. Dalam kaitannya
dengan kegiatan penelitian, maka fungsi teori yang pertama digunakan untuk
memperjelas dan mempertajam ruang lingkup, atau konstruk variabel yang akan
diteliti.
Sebagai
variabel terikat atau dependennya adalah Guru sedangkan variabel bebas atau
independennya adalah menentukan keberhasilan pembelajaran.
b. Literasi kimia berhubungan dengan
masyarakat dari segala usia, sehingga perlu ditingkatkan untuk mencapai literasi
kimia yang lebih tinggi. (Lin: 2009)
Sebagai
variabel terikat atau dependennya adalah masyarakat dari segala usia sedangkan
variabel bebas atau independennya adalah literasi kimia.
c. Guru dituntut untuk memiliki
seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknis mengajar disamping menguasai
ilmu atau bahan yang akan diajarkannya. Saud (2008: 33).
Sebagai
variabel terikat atau dependennya adalah guru sedangkan variabel bebas atau
independennya adalah menguasai ilmu.
d. Guru harus mendukung pengembangan literasi
kimia, untuk memberi kesempatan para siswa dalam membangun makna literasi
sains. Shwartz, Yael; Ben-Zvi, Ruth, and Hofstein, Avi (2005)
Sebagai
variabel terikat atau dependennya adalah guru sedangkan variabel bebas atau
independennya adalah pengembangan literasi kimia.
III.
KEBENARAN ILMIAH
Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang
diperoleh dengan menggunakan metode tertentu yang disusun secara sistematis
sehingga kebenaran ilmiah ini memiliki karakteristik-karakteristik tertentu.
Karakteristik ilmiah meliputi sesuatu yang sesuai fakta, logis, terukur, dan
bersifat universal. Selanjutnya, kebenaran ilmiah merupakan kebenaran yang
muncul dari hasil penelitian ilmiah dengan melalui prosedur baku berupa
tahap-tahapan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang berupa metodologi ilmiah
yang sesuai dengan sifat dasar ilmu. Suatu kebenaran dapat disebut sebagai kebenaran ilmiah bila memenuhi
dua syarat utama,
yaitu: pertama, harus sesuai dengan kebenaran ilmiah sebelumnya yang memungkinkan tidak
terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan, dan kedua,
harus sesuai dengan fakta-fakta empiris.
Teori-teori Kebenaran: Korespondensi,
Koherensi, dan Pragmatik.
1.
Teori kebenaran korespondensi
Menurut teori ini, kebenaran adalah soal kesesuaian antara apa
yang diklaim sebagai diketahui dengan kenyataan yang sebenarnya (Keraf dan Dua
M, 2001: 66). Suatu pernyataan dapat dikatakan benar jika mengandung pernyataan
yang sesuai dengan kenyataan yang ada. Dengan kata lain, kebenaran
korespondensi terletak pada kesesuaian antara subjek dan objek. Teori kebenaran
korespondensi ini adalah teori yang dapat diterima secara luas oleh kaum realis
karena pernyataan yang ada selalu berkait dengan realita.
2.
Teori kebenaran koherensi
Kebenaran ditemukan dalam relasi antara proposisi baru dengan
proposisi yang sudah ada. Suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi
atau hipotesis dianggap benar kalau sejalan dengan pengetahuan, teori,
proposisi atau hipotesis lainnya, yaitu kalau proposisi itu meneguhkan dan
konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap benar (Keraf dan Dua M,
2001: 88). Dengan kata lain pernyataan dianggap benar jika pernyataan itu
bersifat konsisten dengan pernyataan lain yang telah diterima kebenarannya,
yaitu yang koheren menurut logika. Sebagai contoh, pernyataan “semua manusia
pasti akan mati” adalah pernyataan yang benar, maka jika ada pernyataan bahwa
saya pasti akan mati adalah pernyataan benar karena saya adalah manusia.
3.
Teori kebenaran pragmatis
Teori pragmatis kebenaran adalah sama artinya dengan kegunaan, ide,
konsep, pengetahuan, atau hipotesis yang benar adalah ide yang berguna. Ide
yang benar adalah ide yang paling mampu memungkinkan seseorang (berdasarkan ide
itu) melakukan sesuatu secara paling berhasil dan tepat guna. Berhasil dan
berguna adalah kriteria utama untuk menentukan apakah suatu ide itu benar atau
tidak. Bagi kaum pragmatis jika ide, pengetahuan atau konsep tidak ada
manfaatnya maka ide tersebut merupakan ide yang tidak benar.
Dari Artikel ini, kebenaran ilmiah yang
saya simpulkan adalah sebagai berikut:
“Peranan guru yang sangat vital menjadikan guru sebagai salah
satu komponen terpenting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran tersebut”.
(Sagala 2008: 6). Teori diatas adalah sutu kebenaran ilmiah dimana tidak
terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan, dan kedua,
harus sesuai dengan fakta-fakta empiris. Teori kebenaran yang
mendukung teori diatas adalah teori kebenaran koherensi, bahwasanya proposisi
pertama yaitu “guru” sedangkan proposisi kedua adalah “menentukan keberhasilan
pembelajaran”. Ditemukan dalam relasi antara
proposisi baru dengan proposisi yang sudah ada. Suatu pengetahuan, teori,
pernyataan, proposisi atau hipotesis dianggap benar kalau sejalan dengan
pengetahuan, teori, proposisi atau hipotesis lainnya, yaitu kalau proposisi itu
meneguhkan dan konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap benar.
2. Dalam pengembangan ilmu
pengetahuan ada beberapa aliran, yaitu idealisme, rasionalisme dan metode
ilmiah, adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Aliran idealisme merupakan aliran yang
meyakini bahwa kenyataan atau realitas terdiri dari jiwa dan ide-ide. Kata
idealisme berasal dari kata “idea” yang artinya sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Aliran ini menjadi awal yang penting bagi perkembangan cara berpikir manusia.
Pemikiran dasar aliran ini pun ternyata pernah dipaparkan oleh Plato,
menurutnya realitas yang paling dasar adalah sebuah ide, sedangkan realitas
yang dapat dilihat oleh manusia adalah bayangan dari ide tersebut. Pemikiran
ini tentunya memandang realitas yang tampak sebagai sesuatu yang tidak penting,
dan hanya dapat diterima jika realitas tersebut dikaitkan dengan ide-ide.
Meskipun demikian pemikiran idealisme ini merupakan pemikiran yang paling
diterima oleh para tokoh atau filsuf, salah satunya adalah Descartes, ia menyetujui bahwa unsur yang berkaitan
dengan jiwa merupakan unsur yang lebih penting daripada sebuah kebendaan (yang
tampak).
b. Aliran rasionalisme merupakan
aliran yang mengutamakan akal sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang
dapat dipercaya. Bagi para tokohnya, akal merupakan aset terpenting yang
dimiliki oleh manusia untuk menemukan, memperoleh, hingga menguji sebuah
pengetahuan. Mereka juga meyakini bahwa akal memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan dalam hidup, segala permasalahan dapat
diselesaikan dan dipecahkan melalui akal. Tokoh yang terkenal pada aliran
rasionalisme adalah Rene Descartes, ia memiliki julukan sebagai bapak filsafat
modern. Aliran ini muncul oleh satu pertanyaan darinya, “apakah metode dasar
yang pasti digunakan manusia untuk melakukan refleksi?” Dari pertanyaan ini lah
ia menemukan akal sebagai sesuatu yang paling mendasar digunakan manusia untuk
melakukan refleksi pada sesuatu.
c. Metode ilmiah merupakan
prosedur untuk mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan dapat
disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus
memenuhi syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan dapat disebut ilmu tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metode
ilmiah. Metode ilmiah menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur
dan terkontrol. Ada beberapa tahapan dalam metode ilmiah yang meliputi:
1. Merumuskan
masalah. Dalam tahap ini peneliti menentukan sesuatu yang harus
diselesaikan, dipecahkan, dan diteliti. Biasanya rumusan masalah dimulai dari
identifikasi masalah, rumusan masalah berisi tentang pertanyaan-pertanyaan
dalam penelitian.
2. Mengumpulkan
keterangan. Keterangan yang dikumpulkan adalah segala informasi yang mengarah
dan dekat pada pemecahan masalah. Sering disebut juga mengkaji teori atau
kajian pustaka.
3. Menyusun
hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun berdasarkan
data atau keterangan yang diperoleh selama observasi atau telaah pustaka.
4. Menguji
hipotesis dengan melakukan percobaan atau penelitian.
5. Mengolah
data (hasil) percobaan dengan menggunakan metode statistik untuk menarik
kesimpulan. Hasil penelitian dengan metode ini adalah data yang objektif,
tidak dipengaruhi subjektivitas ilmuwan peneliti dan universal (dilakukan
dimana saja dan oleh siapa saja akan memberikan hasil yang sama).
6. Menguji
kesimpulan. Untuk meyakinkan kebenaran hipotesis melalui hasil percobaan
perlu dilakukan uji ulang. Apabila hasil uji senantiasa mendukung hipotesis
maka hipotesis itu bisa menjadi kaidah (hukum) dan bahkan menjadi teori.
7.
Mengomunikasikan hasil penelitian. Langkah terakhir adalah mengomunikasikan
dan mempublikasikan hasil penelitian kepada orang lain dalam bentuk laporan
tertulis atau melalui forum diskusi dan seminar. Selain langkah-langkah yang
teratur dalam melakukannya, metode ilmiah juga mempunyai beberapa kriteria,
yaitu: Berdasarkan fakta Tidak bergantung prasangka Menggunakan prinsip
analisa Perumusan masalah atau hipotesis Menggunakan teknik kuantitatif
atau kualitatif Menggunakan ukuran objektif.
Komentar
Posting Komentar