SETEGUK OPINI "KUNCINYA .... LITERASI, SOLUSI PENINGKATAN NILAI UNBK BAHASA INDONESIA"
Oleh : AlMin Sutoyo
(Bagian 2 Dari 2 Bagian)
Pada
bagian 1 telah saya uraikan bagaimana Ayah Jacky Chan (JC) menghukum "LITERASI"
anaknya dengan menyuruh JC menulis dan membaca Buku Sastra. Karena film
identik dan mencerminkan dengan kebudayaan ataupun kebiasaan yang berlaku di
tengah masyarakat dalam negara, maka hukuman non fisik, selanjutnya membaca dan
menulis meningkatkan SDM Bangsa China sekaligus memakmurkan masyarakatnya.
Sedangkan kebiasaan di sekolah saya, orang tua yang memiliki siswa nakal
beranggapan hanya hukuman badanlah yang dapat membuat anak berubah tingkah
lakunya. Padahal pendapat ini belum terbukti sekali keefektifannya. Selain itu
salah satu manfaat dari membaca sastra adalah menghormati orang tua.
Memberikan hukuman fisik saja, misalnya disuruh bekerja kepada siswa
kurang ajar terbukti belum tentu efektif untuk mengubah karakter sang anak.
Harus ditambah dengan hukuman literasi, yaitu menulis dan membaca Sastra yang
akan melengkapinya sehingga dapat mengubah perilaku buruk anak. Para Orang tua
sebaiknya menyisihkan penghasilan mingguan atau bulannya untuk membeli
buku-buku sastra dan memberikan perintah untuk dibaca jikalau sang buah hati
melakukan kesalahan dan harus meerima hukuman akibat kesalahan yang dilakukan
sang anak.
Bahasa
Indonesia Sebagai mata pelajaran yang di Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK) kan, pada tahun 2019 ditingkat SMA/MA jurusan IPA, nilai rerata Provinsi
Aceh masih belum membanggakan, yaitu 56,00, dibawah nilai rerata Nasional yaitu
65,90. Sedangkan untuk SMA/MA jurusan IPS nilai rerata mata pelajaran
Bahasa Indonesia, yaitu 47,05, dan rerata nasional adalah 56,65.
Hasil UNBK tahun 2019,
siswa-siswi SMA/MA jurusan IPA Kabupaten Bener Meriah (BM), nilai rerata mata
pelajaran Bahasa Indonesia 55,46 sedikit dibawah nilai rerata Provinsi Aceh dan
tentunya masih jauh dibawah nilai rerata nasional. Sedangkan nilai rerata siswa
SMA/MA Bener Meriah adalah jurusan IPS adalah 44,16 dibawah nilai rerata
Provinsi tapi juga masih dibawah nasional. (Sumber :
Puspendik.kemdikbud.go.id)
Masih
rendahnya nilai rerata UNBK siswa SMA/MA Bener Meriah maupun Aceh meninggalkan
"pekerjaan rumah" besar bagi para insan pendidikan di wilayah ini.
Cara dan Usaha yang tepat, efisisen, dan efektif harus dilaksanakan segera agar
nilai retata UNBK meningkat. Tentunya, sudah banyak daya upaya dilakukan oleh
guru, kepala sekolah, Dinas Pendidikan serta para penentu kebijakan
untuk meningkatkannya. Kenyataannya Kompetensi siswa yang ditunjukkan melalui
nilai UNBK mengindikasikan bahwa segala upaya yang telah dilaksanakan masih
belum mengindikasikan perubahan secara signifikan. Masih perlu mencari
alternatif solusi terbaru untuk mengisi dan melengkapi langkah-langkah yang
telah ditempuh sebelumnya.
Jika kita menilik kepada
Kompetensi-kompetensi Dasar (KD)/Topik/Materi mata pelajaran Bahasa
Indonesia yang dujikan kepada siswa SMA/MA yang terulang-ulang setiap
tahunnya. Hanya ada KD, yaitu :
1. Membaca non Sastra,
2. Membaca Sastra,
3. Menyunting ejaan dan
tanda baca,
4. Menyunting kata, kalimat, dam
Paragraf, dan
5. Menulis Terbatas.
Dari
kelima KD diatas, tercermin kemampuan membaca, menyunting, dan menulis
dibutuhkan bahwa agar mampu menjawab UNBK mapel Bahasa Indonesia. Kemampuan
"LITERASI" (baca tulis -red) guru-siswa untuk
berbanding lurus dengan nilai UNBK Bahasa Indonesia. Semakin tinggi literasi
guru-siswa yang dimiliki daerah maka akan semakin tinggi nilai UNBK Bahasa
Indonesianya, atau sebaliknya. Guru dan siswa didikannya diarahkan untuk banyak
membaca dan menulis. Kegiatan membaca dan menulis "Literasi Produktif",
serta menghasilkan tulisan-tulisan sendiri adalah solusi terhadap hal ini dari
sejak awal tahun ajaran.
Guru mata pelajaran membiasakan
diri menghindari contoh-contoh teks/tulisan/karya sastra dari Buku Bahasa
Indonesia untuk penyajian bahan ajarnya dikelas. Teks/tulisan/narasi/karya
satra dan lainnya yang dijadikan bahan ajar/materi di kelas hendaknya yang
ditulisguru serta siswa sendiri atau bahkan karya kelasnya sendiri. Baru
setelah itu dibahas bersama-sama seisi kelas. Tulisan/teks/narasi dan
tulisan-tulisan lainnya lewat penyuntingan suatu saat dapat dijadikan buku
bersama yang akan dijadikan contoh tulisan untuk bahan ajar/materi kelas-kelas
dibawahnya.
Banyaknya kegiatan "Bedah
Buku" di sekolah dengan melibatkan guru-siswa, pakar pendidikan,
dan penulis profesional adalah kegiatan selanjutnya yang juga dapat
meningkatkan nilai rerata UNBK Bener Meriah khususnya dan Aceh umumnya. Melalui
kegiatan yang satu ini akan melatih guru-siswa memahami isi, bentuk, jenis,
tujuan, dan karakter suatu tulisan. Melalui "Bedah Buku" juga akan
menimbulkan motivasi guru-siswa untuk membaca atau menulis bukunya
sendiri.
Kegiatan literasi lainnya yang dapat meningkatkan nilai UNBK Bahasa
Indonesia adalah "Buy One Book Get many more Book" atau
BOBGB" (dibaca Bob GeBE-red). Program ini sebenarnya program
lama tapi sudah terlupakan. Program ini mewajibkan orang tua siswa di suatu
sekolah atau kelas membeli satu buku sastra atau novel untuk anaknya. Ya, hanya
membeli satu Buku Sastra dengan judul yang berbeda-beda satu siswa dengan siswa
lainnya. Wali kelas maupun Guru Bahasa Indonesia berkewajiban merilis daftar
nama-nama Buku Sastra atau Novel, dan memberikan List buku kepada siswa di
kelas atau di sekolahnya.
Setelah orang tua siswa/wali membeli buku yang ada di
tangannya tersebut maka siswa yang bersangkutan membaca buku tersebut sampai
tuntas. Setelah selesai dengan membaca satu buku dan merangkum isi buku,
kegiatan dapat dilanjutkan dengan menukar buku siswa itu dengan buku siswa
lainnya di kelas/sekolah tersebut. Dirangkum ditukar, begitu seterusnya hingga
dengan hanya membeli stau buku maka mendapatkan buku lainnya yang jumlah buku
sastra tergantung jumlah siswa di kelas atau di sekolah tersebut.
Tentunya banyak kegiatan Literasi lainnya yang dapat menaikkan nilai UNBK
Bahasa Indonesia selain dari pada hal -hal diatas yang telah dituliskan.
Tinggal sang penentu kebijakan pendidikan setempat menentukan teknis action
dari kegiatan yang ada. Kalau sudah begini, kita akhirnya hanya tinggal memetik
"buah yang ranum dan manis" Literasi. Nilai UNBK Bahasa Indoinesia
terdongkrak dengan sendirinya.
Pante Raya, 13 Februari 2020
Komentar
Posting Komentar