SESUAP OPINI "HUKUMAN LITERASI BAGI JACKY CHAN TANDA CHINA MAKMUR"

     (Bagian 1 dari 2 Bagian) 
        Bagi penikmat film kungfu China  pada era tahun 70- 80-an, pasti suka dengan Film "Snake In the Eagle's Shadownya Jacky Chan (JC). Di film itu JC memerankan pemuda yang sok kepedean, konyol, usil, lucu, agak kurang ajar, dan tidak mau dengar atau nasihat Bokapnya, walaupun sangat menyayanginya. Film Old JC menggambarkan kehidupan China zaman dimana rambut panjang dikuncir, dan perkelahian para ahli kungfu. Adegan perkelahian yang lucu sekaligus emosional dan sikap pantang menyerah menjadikan film kontemporer Jacky enak ditonton pada zamannya , bahkan hingga sekarang. Film JC yang "cute"lainnya  dan bergenre sama dan fenomenal adalah  The Young Master dan Drunken Master. Saking Fenomenalnya Drunken Master, banyak film kungfu Chinese lainnya mengambil gaya perkelahian "mabok" sebagai jurus pamungkas untuk mengalahkan musuhnya yang ala-ala "Mabok JC".
      Sebagai penggemar berat film kungfu mandarin, saya tidak merasa malu mengatakan bahwa jika saya suntuk dan butuh hiburan, menonton Film Drunken Master, The Young Master atau Snake In the Eagle's Shadow via youtube atau aplikasi lainnya adalah salah satu hiburan pelarian saya. Walaupun saya sudah tahu alur ceritanya dan endingnya tapi saya tidak peduli, dan saya menikmatinya.
      Setelah beberapa kali saya menonton film Film legendaris JC tersebut ternyata ada hal yang baru-baru ini saya dapat mengerti maksud adegan tersebut yang selama ini luput dari perhatian saya, yaitu ketika JC dihukum oleh guru atau Bokapnya akibat kenakalannya. Bagaimana bentuk hukuman Guru atau Bokapnya? Nah, para penggemar JC pasti tahu, hukumannya lumayan berat baik dari segi fisik maupun psikis bagi JC muda. Beberapa hukuman yang diterima JC adalah mengangkat beberapa kendi yang berisi air dan sepertinya sangat berat. JC harus menahan selama beberapa saat kendi-kendi yang berisi air tersebut dengan kedua tangan bahkan pahanya dengan sikap kuda-kuda. Mungkin hukuman ini dijatuhkan guru JC agar dia menjadi kuat dan memiliki sikap kuda-kuda yang sempurna agar JC tidak mudah dijatuhkan oleh lawan-lawannya.
          Tapi bukan hukuman fisik diatas yang menjadi perhatian saya, tetapi "hukuman literasi" yang dihadapi akibat keusilannya. "Hukuman Literasi"? Ya. hukuman inilah yang menarik perhatian saya dan selama ini luput dari alam bawah sadar saya. Bagaimanan hukuman literasi itu? pertama JC harus menulis tulisan Sastra diatas secarik kertas dengan menggunakan pena. Tapi bukan sembarang pena. Pena yang digunakan adalah pena yang panjangnya hampir satu meter dan beratnya mungkin 20-25 kilogram. Digambarkan dalam film itu, JC sangat kewalahan dan kelelahan atas hukuman itu. Jangankan untuk menulis kata Sastra mengangkat penanya saja dibutuhkan tenaga yang kuat. 
           Bentuk Hukuman Literasi yang diterima JC dalam film lainnya adalah mengurung JC duduk didalam kamar, kemudian Bokapnya memberikan tumpukan-tumpukan Buku Sastra diatas meja. Bokapnya memerintahkan JC untuk membaca habis Buku-buku Sastra itu. Untuk memastikan bahwa JC membaca habis Buku Sastra dan tidak melarikan diri, Bokap JC mengikat pergelangan salah satu kaki JC dan menggantungkan tali itu sehingga kaki JC terangkat. Ujung tali yang panjang itu selalu ada dalam pengawasan Bokap JC walaupun sang Bokap ada di kamarnya sendiri. Jika JC melarikan diri dari kamar maka akan segera ketahuan Bokapnya karena ujung tali tadi yang menjadi penandanya.
          Hukuman yang diterima  oleh JC dalam film-filmnya menggambarkan ada dua jenis hukuman yang diterima JC yaitu hukuman fisik dan "hukuman literasi". Hukuman fisik diberikan sudah jelas kegunaannya, yaitu agar JC menjadi kuat dan tangguh ketika berkelahi dengan master-master kungfu lawannya. Lantas apa manfaat hukuman literasi dijatuhkan kepada JC. Manfaatnya ternyata sangat luar biasa, diantaranya yaitu :
1.Mengembangkan Daya Imajinasi dan kreativitas. Makanya pertarungan terakhir lawan master kungfu tiada tanding JC mengalahkankannya dengan kreativitas.
2. Menumbuhkan rasa empati
3. Meningkatkan daya ingat
4. Meningkatkan daya konsenterasi
5. Memberikan pemahaman tentang lingkungan sekitar
6. Mendekatkan diri dengan orang tua.
Hasil-hasil yang diperoleh JC akibat dari "hukuman literasi" tersebut tergambar semua melalui film. Sehingga JC dapat mengalahkan lawan beratnya.
      Film menggambarkan budaya sesungguhnya tentang suatu daerah atau negara. Apa yang terlihat di film sesungguhnya memperlihatkan budaya sesungguhnya daerah atau negara itu. Menilik dari film JC, mungkin para orangtua di China dari dahulu menerapkan jenis hukuman literasi kepada anak-anaknya yang nakal atau kurang ajar, yaitu dengan memaksa anaknya membaca buku sastra atau memaksa anaknya menulis. Inilah yang menyebabkan Bangsa China menjadi maju dan makmur. Kunci kemakmuran suatu bangsa atau kaum adalah membaca dan selanjutnya adalah menulis. Bangsa China adalah raksasa ekonomi dunia bahkan Amerika Serikat saja merasa was-was tersaingi sampai- sampai Amerika berusaha mengembargo China. Tetapi China sudah terlalu kuat dan selalu "Save" dengan ancaman Amerika.
   Sebagai pendidik, saya sudah sering berhadapan dengan siswa tengil, nakal bahkan cenderung jahat. Biasanya di sekolah jika siswa sudah membuat suatu kesalahan, saya akan memanggil orang tuanya dan sharing tentang tingkah laku anaknya. Tak jarang, Bokap sianak meminta izin kepada saya agar anaknya tidak masuk dalam seminggu kedepan alasannya adalah agar sianak bandel dibawa kekebun jauh milik orangtuanya dan disuruh bekerja merawat kopi, menanam tanaman muda maupun pekerjaan tani lainnya. " Biar anak saya itu dapat nantinya dapat membandingkan mana lebih enak bekerja di kebun atau belajar disekolah dan dia dapat berubah" Jelas si Ortu. Tapi entah apa yang terjadi di kebun atau dimanapun, kebanyakan hukuman ini tidak banyak membantu, malah setelah batas izin siswa itu habis kebanyakan orang tua berkata kepada saya "Mulai hari ini saya pindahkan anak saya sekolahnya". Maksudnya keluarkan supaya lebih halus bahasanya menjadi pindahkan. Padahal siswa itu tidak pindah kemana-mana, malah langsung 'Get Out From School".
         Mungkin kita harus belajar dari kisah dari film Jacky Chan diatas, dimana Bapak JC juga memperlakukan hukuman literasi selain hukuman fisik. Seharusnya, hukuman siswa saya yang kurang ajar diatas menjadi bekerja seminggu di kebun jauh dan bapaknya membeli Buku-buku Sastra untuk dipaksa dibaca sang anak sampai habis. Kalau ini yang terjadi mungkin kejadiannya akan seperti ini "Ini pak anak saya, saya kembalikan kesekolah lagi" bukannya malah dikeluarkan.
AlMin Sutoyo
Pondok Baru, 9 Feb 2020



Komentar

Postingan Populer