Komputer UNBK versus komputer pembelajaran
Melihat kondisi ruangan laboratorium suatu sekolah yang bersih, indah, karpet atau ambal yang baru di vacum cleaner membentang dilantai keramik tentu saja membuat segan yang akan masuk kedalamnya tanpa membuka alas walaupun hati sedikit malas.
Barisan - barisan komputer terbaru tanpa CPU, Monitor 14" layar datar dengan CPU didalamnya serta Touchscreen menunggu Agenda tahunan di bulan April dengan tajul "UNBK" memang menjadi idaman hati kita semua. Hati menjadi tentang dan bangga apalagi dikunjungi oleh rekan, sahabat bahkan tim pemeriksa aset negara atau tim akreditasi Sapras tentu membuat hati menjadi puas sambil senyum atau tertawa lepas.
Kondisi laboratorium seperti diatas sangat "jamak" terdapat disekolah-sekolah di negara kita. Komputer-komputer dengan specs tinggi, terbaru seolah-olah haram dijamah jika tidak ada urusannya dengan UNBK. Pintu-pintu labkom lebih sering tertutup dan tergembok rapat ketika Kepsek, guru atau TU bahkan peserta didik sekalipun menginginkan akses masuk kedalamnya tidak dapat terwujud seketika alasannya kunci ketinggalan di rumah petugas. Sungguh miris.
Benarkah komputer-komputer "untouchable" bantuan Pemerintah untuk kepentingan UNBK hanya boleh digunakan untuk ujian papperless yang diselenggarakan setahun sekali? Tdk dapatkah digunakan oleh guru dan siswa sebagai komponen utama pembelajaran seperti mengembangkan konsep materi ajar siswa melalui aplikasi blog, animasi drawing, komik pembelajaran, membuat video pembelajaran dengan peserta didik sebagai sutradaranya, membuat musik layaknya Alan Walker, the chainsmoker atau David Gutt dan puluhan bahkan ratusan kanal aplikasi pembelajaran yang siap dibumikan.
Memang ada 2 jenis bantuan komputer Pemerintah yaitu bantuan komputer Unbk dan bantuan komputer pembelajaran. Tetapi jenis bantuan yang kedua ini sukar didapatkan oleh sekolah mengingat mapel TIK sudah tidak berdiri sendiri. Apakah komputer bantuannya UNBK hanya dapat digunakan untuk ujian atau evaluasi bukan untuk merancang dan melaksanakan tatap muka?
Apakah komputer-komputer canggih tidak mudah diakses siswa layaknya buku-buku diperpustakaan? Mungkinkah akses masuk labkom dapat disejajarkan dengan akses masuk ke perpustakaan yang "open" dan ramah terhadap siswa yang bertamu?
Kondisi labkom yang sedikit Kotor berdebu karena banyaknya intensitas sepatu yang menginjak lantainya serta barisan komputer menjadi tidak terlalu rapi karena habis dipakai berkali-kali oleh siswa sepertinya sangat jauh lebih baik dari pada kondisi sebaliknya. Biarlah siswa mengakses labkom beserta sarana lainnya seperti komputer, Internet untuk pembelajaran bukan hanya mendiamkannya sambil menunggu evaluasi non papper. Tentunya harus tetap diawasi oleh guru pembimbing (mapel).
Sayup-sayup kudengar alunan musik kertas menghentaknya Alan Parker. (Oh rupanya sang "wonder Boy" Alan sedang di labkom mengerjakan proyek Musik barunya...??? )
Rupanya Sang Alan yang ada dipojok labkom adalah Sahwin... Parker dengan 2 teman kelasnya sedang belajar aplikasi FL 12 studio yang sudah didonlodnya sambil menonton tutorial you Tube "cara membuat Musik ala Alan Parker".
I 'm faded
I 'm faded
Faded
pak komputer kita kan hanya untuk unbk
BalasHapusBetul pak gun.... Komputer kita UNBK sama seperti di beberapa sman lainnya di bm.... Perbedaannya... Komputer kita dapat diakses untuk tatap muka mereka tidak... Pintu labkom nya tergembok
Hapus